Dentuman Jadi Topik Paling Dicari Netizen, Fenomena Skyquake?


Fenomena Skyquake - Pada Sabtu dini hari (11/4/2020), sebagian netizen di Jakarta-Bogor melaporkan mereka mendengar dentuman. Suara yang keras terdengar tersebut menimbulkan tanda tanya.
Pasalnya banyak yang mengaitkan dengan erupsi gunung Anak Krakatau. Namun BMKG menyangkal kalau dentuman itu berasal dari letusan gunung yang terletak tepat di Selat Sunda itu. Lantas apa gerangan sumber dentuman itu, mungkinkah fenomena Skyquake?

Skyquake adalah karakteristik dari suara yang tidak dapat dijelaskan dan berasal dari langit. Sebagian negara pernah melaporkan adanya 'suara misterius' atau dentuman. Suaranya pun terdengar menyeramkan dan seperti suara yang tidak biasanya.

beberapa ahli ada yang menganggap kejadian skyquakes bisa jadi dikarenakan aktivitas manusia misalnya suara pesawat terbang atau yang paling populer dikarenakan oleh suara meteor yang meledak di lapisan atas atmosfer.

Sementara itu, beberapa peneliti percaya bahwa suara dentuman misterius mungkin dipicu oleh fenomena alam seperti gelombang pasang, gempa bumi, suara elektromagnetik dari aurora dan radiasi, dan juga gumuk pasir.

"Dalam keadaan yang tepat, gumuk pasir mampu menghasilkan berbagai suara berbisik tingkat rendah, bersiul, bernyanyi, bersenandung, atau mencicit, dan yang lebih jarang, bunyi dentuman keras," tulis David Hill, Scientist Emeritus US Geological Survey, di jurnal yang membahas soal skyquakes.

Yang pasti, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan suara dentuman yang terdengar di Jakarta hingga Bogor bukan berasal dari aktivitas gempa tektonik. BMKG mencatat ada aktivitas gempa kecil di Selat Sunda saat erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi malam tadi.

"Terkait suara dentuman yang beberapa kali terdengar dan membuat resah masyarakat Jabodetabek, maka sejak tadi malam hingga pagi hari ini pukul 06.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan tidak terjadi aktivitas gempa tektonik yang kekuatannya signifikan di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Provinsi Banten," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangannya, Sabtu (11/4/2020).

BMKG mencatat terjadi gempa tektonik di Selat Sunda pukul 22.59 WIB Jumat (10/4) kemarin dengan magnitudo 2,4 di 70 km arah selatan barat daya dari Gunung Anak Krakatau pada kedalaman 13 km. Gempa itu tak terkait dengan suara dentuman dini hari tadi.

"Meskipun ada aktivitas gempa kecil di Selat Sunda pada pukul 22.59 WIB dengan magnitudo M 2,4, gempa ini kekuatannya tidak signifikan dan tidak dirasakan oleh masyarakat. Berdasarkan data tersebut, BMKG memastikan suara dentuman tersebut tidak bersumber dari aktivitas gempa tektonik," jelas Rahmat.

BMKG mencatat tak ada anomali perubahan muka laut sejak 10 April 2020 pukul 21.00 WIB hingga 11 April 2020 pukul 06.00 WIB. Selain itu, berdasarkan monitoring muka laut yang dilakukan BMKG menggunakan tide gauge dan radar Wera, erupsi Gunung Anak Krakatau tadi malam tidak memicu terjadinya tsunami.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan pihaknya belum mengetahui sumber suara dentuman itu.

"Kami juga belum tahu, barangkali dari sumber lain," kata Kasbani saat dimintai konfirmasi terpisah.

Kasbani menduga suara dentuman itu berasal dari sumber lain. Namun ia menyatakan aktivitas gunung di sekitar Bogor masih normal.

"Gunung Salak dan Gunung Gede statusnya masih normal. Tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan," jelasnya.

INDOPK | Agen Poker Online Domino qq dan Bandar Ceme Terpercaya

Promo INDOPK
<> Event Lomba Turn Over Bulanan ( Berhadiah Ratusan Juta Rupiah )
<> Bonus Deposit 5.000 Setiap Hari ( Minimal Deposit 100.000 )
<> Bonus New Member 10% ( Minimal Deposit 25.000 )
<> Bonus Rollingan 0.5%  ( Dibagikan Setiap Hari Rabu )
<> Bonus Referral 20% ( Seumur Hidup )
<> Bonus Jackpot Jutaan Rupiah Disetiap Harinya

Posting Komentar

0 Komentar